Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam
angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu
rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu
wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah
angkaran kerja.
Tingkat Pengangguran = Jml Yang
Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
1.
Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2.
Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah
akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas
yang lebih baik dari sebelumnya.
3.
Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam,
tukan jualan duren yang menanti musim durian
4.
Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja
Faktor terjadinya pengangguran
1.
Faktor Pribadi
Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa
disebabkan oleh kemalasan, cacat/udzur dan rendahnya pendidikan dan
ketrampilan. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Faktor kemalasan
Penganguran yang berasal dari kemalasan individu
sebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem materialis dan politik sekularis,
banyak yang mendorong masyarat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang
tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang miskin menjadi malas
bekerja karena berharap kaya mendadak dengan jalan menang judi atau undian.
b. Faktor cacat /uzur
Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan
adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
c. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Saat ini sekitar 74% tenaga kerja Indonesia
adalah mereka yang berpendidikan rendah, yaitu SD dan SMP. Dampak dari
rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan yang mereka milki. Belum
lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak fokus pada persoalan praktis yang
dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada akhirnya mereka menjadi
pengangguran intelek.
2.
faktor sistem sosial dan
ekonomi
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya
pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a.
Ketimpangan antara penawaran
tenaga kerja dan kebutuhan
Tahun depan diperkiraan akan muncul pencari
tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta orang, sedangkan yang bisa
ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di sektor informal
atau menjadi pengangguran.
b.
Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak
kepada rakyat dan menimbulkan pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan
BBM kemarin telah menambah pengangguran sekitar 1 juta orang.Kebijakan
Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan pemerataan juga
mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya pembukaan industri
tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan pencemaran dan
mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Salah satu kasus, misalnya, apa yang
menimpa masyarakat Tani Baru di Kalimantan. Tuntutan masyarakat Desa Tani Baru
terhadap PT VICO untuk menghentikan operasi seismiknya tidak mendapat
tanggapan. Penghasilan tambak mereka turun hampir 95 persen akibat pencemaran
yang ditimbulkan PT VICO. Tanah menjadi tidak subur, banyak lubang bekas
pengeboran dan peledakan, serta mengeluarkan gas alam beracun. Akibatnya,
rakyat di sana menjadi orang-orang miskin dan penganggguran
Cara-cara mengatasi
pengangguran:
1. Memperluas
kesempatan kerja
Menurut Soemitro Djojohadikusumo,
kesempatan kerja dapat diperluas dengan dua cara, yaitu:
·
Pengembangan industri, terutama
jenis industri yang bersifat padat karya (yang dapat menyerap relatif banyak
tenaga kerja);
·
Melalui berbagai proyek pekerjaan umum,
seperti pembuatan jalan, saluran air, bendungan dan jembatan.
2.
Menurunkan jumlah angkatan kerja
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menurunkan jumlah angkatan kerja, misalnya program
keluarga berencana, program wajib belajar
dan adanya pembatasan usia kerja minimum.
3.
Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada,
sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan. Banyak cara yang bisa
dilakukan, seperti melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus,
balai latihan kerja, mengikuti seminar dan yang lainnya.
Upaya mengatasi
pengangguran :
a.
Meningkatkan mutu pendidikan,
b.
Meningkatkan latihan kerja untuk
memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern,
c.
Meningkatkan
dan mendorong kewiraswastaan,
d.
Mendorong terbukanya kesempatan
usaha-usaha informal,
e.
Meningkatkan pembangunan
dengan sistem padat karya,
f.
Membuka kesempatan
kerja ke luar negeri.
Sumber :http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran-friksional-struktural-musiman-siklikal
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/usaha-yang-dilakukan-untuk-mengatasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar