Namaku
Ashila Putri aku seorang gadis yang selalu ceria tapi kejadian dua tahun lalu
mengubah semua sifatku, pertengkaran kedua orang tuaku saat itu sangatlah hebat
sehingga jalan terbaik bagi mereka adalah bercerai kejadian itu membuatku
sangat terpukul, aku tidak bisa menerima kenyataanbahwa keluarga kecilku tak
lagi utuh .
Saat mamah dan papahku
tahu bahwa aku melihat semua kejadian itu mereka mengajaku bicara, tapi saat
itu aku tank ingin bucara sedikitpun pada mereka, aku berlari meninggalkan
mereka.
“Shilllll dengarkan
penjelasan kami “
Mamahku
mencoba menghentikan ku tapi aku tak mempedulikannya sedikitpun , aku terus
berlari meninggalkan mereka sejauh mungkin bayangan kejadian pertengkaran kedua
orang tuaku tadi terus berputar dalam otakku
mobil berkecepatan tinggi menghantam tubuhku.
Aku membuka mataku,
yang kulihat saat itu ayah,mamah dan kakak ku menangis di depanku
“ mamah,ayah,kakak apa
yang terjadi?”
Aku mencoba bicara pada
mereka tapi sepertinya mereka tidak mendengar ucapanku
“ hellow, kalian ini
kenapa ?”
Tapi mereka tetap tidak
mendengar, aku baru menyadari bahwa raga dan jiwaku terpisah
“ ya tuhan apa mungkin
, aku sudah dialam yang berbeda “
“ shill bangun shill
maafkan mamah” ucap mamah
“ mamah ini Shilla mah”
“ Hiks,,,,Hiks,,,Hiks”
mamah terus menangis
“ aku harus berusaha
untuk menyatukan raga dan jiwaku lagi “
Aku terus berusaha
menyatukan raga dan jiwaku tapi semua sia-sia,seorang suster memasuki kamar
rawatku .
“ Dokter ingin bicara
dengan bapak, silahkan temui dokter diruangannya” ucap seorang suster pada ayahku,
aku mengikuti ayah yang menuju ruang dokter .
“ selamat siang dok”
ucap ayah
“ selamat siang bapa,
silahkan duduk” ucap seorang dokter yang begitu ramah
“ Bagaiman kondisi anak
saya Dok ? “ tanya ayah
“ sepertinya kondisi
shilla semakin memburuk pa, tubuhnya menolak semua obat yang diberikan jika
dalam tiga hari ini dia tidak juga sadar, kami mohon maaf kami sudah berusaha”
Aku sangat shock
mendengar ucapan dokter itu
“ aku harus bisa
menyatukan ragaku”
Aku terus menyusuri
lorong rumah sakit itu sambil memikirkan bagaimana caranya agar ragaku bisa
menyatu dengan jiwaku lagi , aku duduk di atap rumah sakit itu .
“ hey sedang apa kau
disitu “ seseorang menbuyarkan lamunanku
“ kau bicara padaku ? “
“ lalu dengan siapa
lagi aku bicara ? “ jawab laki-laki yang mengenakan seragam dokter itu
“ kau bisa melihatku ?
“ tanyaku
“ kau fikir aku buta
tak bisa melihat orang sebesar kau “ jawab lelaki itu
“ taa,,, tap,, tapi”
“ tapi apa ? sudahlah
sedang apa kau disini ? “
Belum sempat aku
menyelesaikan perkataanku lelaki itu memotong ucapanku
“ aku sedang memikirkan
sesuatu” ucapku
“ memikirkan apa ?
pacarmu ? “
“ pacar ? aku tak punya
pacar “
“ lalu apa ? dan siapa
namamu ? “
Lelaki itu mengajakku
bersalaman tapi aku tidak akan mungkin bisa bersentuhan dengannya, aku hanya
diam .
“ kenapa ? kau tak mau
berkenalan denganku ? “ ucap lelaki itu
“ tidak aku hanya tidak
biasa bersalaman dengan lelaki, namaku Shilla “ ucapku berbohong
“ baiklah namaku
Aditama “
“ kau dokter disini ?”
tanyaku
“ menurutmu pakaianku seperti ini apa? OB ?
jawab Aditama
“ Tidak , kau dokter
termuda yang pernah aku temui “
“ Dokter termuda atau
terkeren ? “
Aku dengannya mengobrol
seperti sudah kenal sejak lama, sampai aku lupa tujuanku ketempat ini adalah
untuk memikirkan bagaimana caranya agar jiwa dan ragaku bisa menyatu kembali.
“ Shilla kamu kenapa?
Mengapa tiba-tiba diam ? apa ada yang sedang kau fikirkan “ tanya Aditama
“ sebenarnya aku
ketempat ini karna aku sedang mencari jalan keluar untuk masalahku “
Aku ceritakan semua
kejadian yang aku alami , awalnya dia tidak percaya dengan ceritaku yang memang
tidak masuk di akal tapi inilah kenyataannya.
“ Jika kamu tidak
percaya coba saja kau sentuh aku “ ucapku
Dengan ragu dia
menyentuh tanganku tapi tembus begitu saja
“ jadi ini semua benar
? “ tanya Aditama
“ menurutmu ? apa kamu
bisa membatuku , waktuku hanya tiga hari “
“ aku akan membantumu,
kau tenang saja ada aku disini” ucap Aditama mencoba meyakinkanku
“ Terima kasih Tam “
Aditama
membantuku,dua hari telah berlalu aku
dan Tama belum juga menemukan caranya aku sudah berulang kali mencoba tapi
terus gagal, waktuku hanya tinggal beberapa jam lagi .
“ Hiks,,,Hiks,, Hiks “
suara tangisku
“ kau harus tenang kita
akan segera menemukan jalan keluarnya “
“ tapi waktuku sudah
tak banyak, ini sudah hampir jam 12 malam ”
“ coba kamu ulangi
lagi, sambil kau coba fikirkan orang-orang yang kamu sayang itu motivasimu
untuk bisa menyatuan jiwa dan ragamu “
Aditama
Aku terus mencobanya
tapi gagal dan gagal terus dan tiba-tiba
“KRIIIIIIIIINNNNNNGGG,,,,,KRIIIIIIIINGGGGGGG
“
Terdengar Suara jam
weker dikamarku
“ Hoaaammm ,,,,
ternyata itu semua hanya mimpi “
“SELESAI”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar