Majas secara
sederhana diartikan sebagai bagian dari gaya bahasa. Majas ini dibagi kedalam 4
kelompok umum yakni majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan dan
majas pertentangan. Salah satu subkelompok majas yang cukup populer digunakan
dalam kehidupan berbahasa kita sehari-hari adalah majas ironi. Majas yang satu
ini, sama seperti namanya, memang cukup ironis sebab menyajikan dua fakta yang
bertolak belakang dalam satu kalimat. Dalam majas ironi, penutur akan
menyampaikan sesuatu yang merupakan kebalikan dari apa yang sebenranya ia ingin
sampaikan. Ironi ini mengandung antonimi atau lawan/oposisi di antara kedua
tataran isi. Dalam majas ironi ini juga terdapat kesenjangan yang sangat kuat
di antara makna harfiah dan makna kiasan. Dengan demikian, salah satu ciri
utama majas ironi adalah adanya keharusan yang bertumpu pada makna yang
dikenal dengan nama inverse semantik.
Jika disimak dari wilayah pemaknaannya, maka majas
ironi tidak berbeda dengan majas pertentangan lainnya. hanya saja di dalam
kalimat dengan majas ironi terdapat penanda yang menjadi sasaran atau
bulan-bulanan yang merupakan konteks utama majas ironi. Oleh karena kehadiran
bulan-bulana tersebut sehingga kemudian majas ironi dibedakan dengan jenis
majas lainnya. Hal yang meraik lainnya adalah apa bila dalam satu kalimat hanya
mengandung ejekan saja, maka ia dipastikan bukan ironi tetapi hanya ejekan
saja. Akan tetapi jika terdapat dua hal yakni memuji dengan ejekan maka hal
tersebut yang dimaksud dengan majas ironi.
Agar lebih memahami wilayah majas ironi,
silahkan simak beberapa contoh yang kami sajikan di bawah ini:
- “Wah, pemerintah kita yang sekarang sangat sukses ya. Mereka sukses dalam segala hal termasuk menaikkan harga-harga dan menambah angka kemiskinan di Negara ini.”
- “Suaramu saat bernyanyi sangat merdu, seperti kaset kusut.”
- “Tubuhnya indah, seperti jalanan yang nyaris tanpa lekukan.”
- “Indahnya buku rapormu, dihiasi banyak angka berwarna merah yang memikat mata.”
- “Ini masih pagi, baru jam 10. Kenapa kau sudah ada di kantor?”
- “Ia seorang professor yang handal, saking pintarnya, aku sampai tidak mengerti satu hal pun yang ia jelaskan di kelas tadi.”
- “Mukanya cerah dan putih, sudah mirip mayat.”
- “Gaya hidupmu royal sekali belanja sana sini, pasti tabunganmu penuh dengan digit nominal uang ya.”
- “Makana ini enak sekali, aku sampai eneg jadinya.”
- “Betismu indah, seperti talas bogor.”
- “Rumahmu bersih dan rapi sekali, sampai-sampai aku tak mendapatkan satu sudutpun untuk duduk.”
- “Dia itu cantik, persis seperti wajah pembantuku yang dungu itu.”
- “Duh manisnya kopi ini, gula sedang mahal ya?”
- “Wajahmu tampak berkarakter dengan make-up, aku sampai ngeri melihatnya.”
- “Kamu ini siswa paling teladan, pulangnya malam terus!”
- “Tulisanmu ini sangat bagus dan tidak ada duanya, mirip cakar ayam.”
http://infogreget.blogspot.com/2013/03/majas-ironi-beserta-contoh-contohnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar